Cara Budidaya Mentimun Agar Berbuah Banyak

Admin 8/02/2017

Berbicara tentang membudidaya buah timun tentu dibenak para petani sudah terbiasa dengan hal-hal yang umum saja tentang cara membudidaya yang secara kapasitas mungkin kurang menghasilkan, atau hasil panen kurang memuaskan akibat buahnya yang sedikit, sehingga akibatnya tidak sebanding dengan jerih payah dalam perawatan tanaman dan belum lagi jumlah pupuk yang digunakan.

Untuk mencegah dari ketidakuntungan dalam pembudidayaan tanaman mentimun, ini tips dan trik bagaimana cara budidaya mentimun supaya berbuah banyak dan menguntungkan bagi petani. Berikut ini penjelasannya.

Penyiapan Benih Mentimun Berkualitas

Benih (bibit) mentimun dapat diperoleh langsung di toko atau kios khusus yang menjual benih tanaman. Saat membeli benih mentimun di kios bibit, sebaiknya Anda melihat kemasan produk bibit tersebut dan pastikan bahwa bibit telah terverifikasi dari dinas pertanian atau produsen yang membuat produk bibit tersebut. Bibit yang dibeli harus dipastikan bahwa terbebas dari bakteri atau penyakit patogen supaya ketika proses pendewasaan tanaman di lahan tidak mudah terserang bakteri atau kuman yang berbahaya (parasit).

Benih juga dapat diperoleh dari kebun mentimun sendiri, yakni dengan cara membiarkan buah mentimun yang sudah berumur menjadi tua di pohonnya. Buah yang hendak dijadikan bibit sebaiknya dibiarkan hingga kulit luarnya menjadi berwarna putih kekuningan.

Untuk memperoleh bibit dari buah yang sudah tua tersebut, caranya yaitu dengan membelah bibit menjadi dua bagian (potong secara membujur dari pangkal buah ke arah ujung buah), lalu biji-biji yang berderet pada daging buah lalu dikerok menggunakan jari-jari tangan lalu dimasukan pada ember yang telah berisi air bersih. Bibit lalu dibersihkan dari lendir-lendir yang ada pada sekitar kulit bijinya.

Untuk membersihkan lendir biji mentimun dapat menggunakan abu sekam padi. Ambilah bibit yang tenggelam di dalam air karena bibit tersebutlah yang dapat tergolong berkualitas, selebihnya bibit yang mengapung di atas air itu biasanya bibit yang kurang berkualitas atau peluang untuk berkecambahnya sangat rendah (kurang potensial).

Bibit yang telah dibersihkan lalu dijemur selama 2 - 3 hari, bibit yang telah kering kemudian dikemas dan dimasukkan ke dalam botol-botol kaca, lalu ditutup dengan busa gabus. Selama bibit dimasukan ke dalam wadah botol maka bibit mengalami masa dormansi (masa istirahat pada biji sebelum berkecambah). Bibit mentimun yang berkualitas jika penyimpanan dilakukan secara benar dapat bertahan hingga 9 - 11 bulan bahkan lebih.

Pengolahan Lahan Tanam Mentimun

Sebelum penanaman benih mentimun, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pembajakan lahan persawahan/perkebunan disertai dengan pembolak-balikan tanah hingga menjadi setinggi 25 - 30 cm, selanjutnya buat bedengan dengan lebar 1 meter dan tinggi 25 - 30 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan luas lahan yang ada. Sementara itu, jarak antar bedengan satu dengan bedengan lainnya adalah 30 - 40 cm (sesuaikan dengan kebutuhan).

Pada lahan bedengan yang sudah disediakan, buatlah lubang tanam bibit dengan diameter 10 cm, setiap bedengan dibuat dua baris lubang dengan jarak antara lubang baris dan larikan adalah 30 - 40 cm. Kemudian masing-masing lubang diberikan pupuk kandang, yakni dapat menggunakan pupuk kandang kotoran sapi, kotoran kambing atau kotoran ayam. Masing-masing lubang tanam sebaiknya diberikan 0,5 - 1 kg pupuk kandang kering, dan biarkan lahan tersebut hingga 5 - 7 hari sebelum bibit ditanam. Catatan, untuk kebutuhan pupuk kandang dalam budidaya tanaman mentimun dalam 1 hektar lahan adalah 20 - 35 ton.

Penanaman Benih Mentimun

Sehari sebelum penanaman benih mentimun, sebaiknya benih direndam ke dalam air hangat selama 3 - 5 jam kemudian diletakan di kain yang basah/lembab. Kemudian benih yang diletakkan pada kain lembab tersebut selama 24 jam maka biasanya akan tumbuh tunas-tunas (biji mengalami perkecambahan), dan dari sinilah benih mentimun siap untuk ditanam pada lahan terbuka (sawah, kebun, tegalan, dan media lainnya).

Benih mentimun yang telah berkecambah tersebut sebaiknya segera ditanam. Langkahnya adalah memasukan 1 biji ke dalam lubang tanam yang telah disediakan lalu tutup lubang dengan tanah di sekitarnya. Sebaiknya pembenaman bibit ke dalam lubang tanam jangan terlalu dalam karena akan memperlama bibit untuk tumbuh, yakni sebaiknya setinggi 2 - 3 cm saja. Umumnya sejak 4 hari tanam benih, maka pada saat itu juga benih sudah mulai tumbuh dan bertunas lebih tinggi. Apabila ada benih yang tidak tumbuh atau mati dan rusak, maka segeralah lakukan penyulaman biji susulan.

Perawatan Tanaman Mentimun

Perawatan tanaman mentimun yang intensif sangat penting untuk menghasilkan kualitas buah yang baik nantinya. Agar tanaman mentimun berbuah lebat, sebaiknya fokuskan dalam pembudidayaannya menggunakan pupuk organik kompos/kandang yang tersedia banyak di sekitar tempat tinggal. Pada umur tanam 4 - 5 hari, sebaiknya tanaman mulai dikontrol pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila pada umur tanam tersebut ada tumbuhan yang mati atau pertumbuhan terhambat, sebaiknya segera lakukan penyulaman biji susulan secepatnya. Pada umur tanaman mentimun menginjak 15 - 30 hari biasanya tanaman rentan mengalami perebutan nutrisi (unsur hara) dengan rumput-rumput liar pengganggu (gulma), oleh sebab itu segera koret atau buang dan cabut gulma tersebut secara rutin. Pada umur 2 minggu, biasanya pada tanaman muda sudah ada daunnya, maka segera beri pupuk tambahan yakni pupuk organik cair.

Pupuk organik cair (POC) dapat dibuat dari kotoran kambing/sapi yang telah matang dicampur dengan air bersih, yakni 1 kg kotoran sapi/kambing dengan penambahan 1 Liter air bersih, lalu kocok atau aduk hingga menjadi larutan POC. Kemudian campuran tersebut didiamkan selama 7 hari, lalu setelah itu beri pupuk cair encer tersebut dengan cara menyiramkan pada masing-masing lubang tanam mentimun. Kebutuhan pupuk organik cair yakni 1 Liter untuk 1 meter persegi lahan.

Agar pohon mentimun menghasilkan prospek buah yang banyak (lebat), maka sebaiknya pasang lenjeran (turus) yang terbuat dari bilah-bilah bambu setinggi 150 - 160 cm (sesuai kebutuhan). Pasang masing-masing lenjeran di samping lubang tanam mentimun. Untuk melilitkan sulur mentimun agar rapih, maka petani dianjurkan untuk membantu dalam melilitkan sulur mentimun pada lenjeran yang disediakan. Perapihan sulur secara rutin oleh petani ternyata juga akan mempengaruhi kualitas pembungaan sehingga akan berefek positif terhadap jumlah buah yang dihasilkan.


Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Timun

Perawatan tanaman yang tak kalah penting adalah pengendalian tanaman mentimun dari penyakit dan hama yang bersifat patogen (racun). Beberapa jenis hama yang sering menyerang tanaman mentimun diantaranya adalah:

  1. Wereng hitam dan wereng cokelat yang dapat merusak bagian struktur daunnya, sehingga tak jarang daun mentimun yang terserang hama tersebut menjadi berwarna kekuningan, menjadi rusak, bahkan menjadi robek tak karuan.
  2. CMV (Cucumber Mosaik Virus); yakni jenis virus yang khusus menyerang tanaman mentimun. Bagian organ tanaman yang diserang lebih banyak pada organ daunnya, yakni daun akan mempunyai bercak-bercak cokelat kekuningan yang tidak teratur, bahkan pada tahap yang kritis daun akan mudah rontok dan CMV ini dapat menginfeksi tanaman lain melalui air hujan, penyiraman, dan faktor lainnya.
  3. Ulat grayak; tak heran apabila ulat garayak ini sangat bersifat merugikan bagi perkebunan mentimun, sebab tidak hanya bagian organ daun, akan tetapi bagian batang yang bertunas dapat menjadi sasaran empuk. Ciri dari tanaman yang terserang ulat grayak maka bagian daun tanaman akan mudah rusak, bopeng (berlubang-lubang tidak teratur).
  4. Busuk daun, busuk buah, tepung putih, dan lainnya, yakni dengan cara melakukan kultur teknis berupa rotasi tanaman dan pembuangan organ tanaman yang terserang hama dan penyakit

Referensi lain tentang hama dan penyakit (jika menggunakan pupuk selain organik)

Hama pada tanaman mentimun diantaranya

  • Oteng-oteng ; adalah penggerek daun yang memakan daun pada usia awal pertumbuhan.
  • Ulat ; hama ulat menyerang batang muda dan daun dengan cara memakannya.
  • Bekicot ; hama ini lebih suka menyerang pada awal pertumbuhan tanaman dengan memakan batang dan daun muda.
  • Aphids ; jenis kutu daun berwarna hijau menyerang dengan cara menghisap cairan daun.
  • Lalat buah ; menyerang buah dengan cara menyuntikkan telor kedalam daging buah dan menyebabkan buah membusuk.
Hama tersebut bisa dikendalikan dengan menyemprotkan insektisida.

Penyakit pada tanaman mentimun

  • Antraknosa
  • Busuk daun
  • Bercak daun
  • Busuk buah
  • Penyakit Mozaik (mozaik virus)
Penyakit tersebut disebabkan oleh cendawan yang dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida.

Kegiatan Panen dan Pemasaran Buah Mentimun

Tanaman mentimun akan tumbuh baik pada usia 20 - 30 hari, dan mulai berbuah pada umur tanam di atas 40 hari. Panen awal mentimun pada umur tanam sekitar 50 - 65 hari. Pemanenan dilakukan secara bertahap selama 1 - 2 bulan. Buah siap panen adalah yang sudah berukuran berat kira-kira 250 gram. Panen mentimun dilakukan setiap hari atau 2 dan 3 hari sekali sesuai kebutuhan dan pangsa pasar pada saat itu, yakni dapat memetik 1 - 3 buah dalam 1 pohon mentimun.

Tanaman mentimun dapat dipanen hingga 25 sampai 30 kali terhitung sejak awal panen atau panen pertama. Kemudian buah timun yang sudah dipanen disortir dan kemas menggunakan karung goni untuk dipasarkan.

Dalam satu hektar lahan tanam, dapat menghasilkan setidaknya 30 - 40 ton. Pemanenan mentimun dilakukan dengan cara memetik buah secara manual menggunakan tangan. Kemudian buah-buah dikumpulkan dalam bakul atau karung. Pemanenannya sebaiknya dilakukan pada waktu sore hari, agar keesokan hari buah mentimun sudah dapat langsung dijual di pasaran.

Buah mentimun yang telah dipanen dapat dibersihkan atau dicuci terlebih dahulu lalu diangin keringkan. Buah mentimun sebelum dijual alangkah baiknya disimpan pada tempat sejuk, kering, aman dan tempat tertutup.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »